dalam matamu
kumimpikan anak-anak berlarian
mencari ketawa
suara mereka
bersambungan di tali layangan
antara doa dan lidah angin
ke atas
ke atas, sayangku! – zaman membisik-bisik
membentuk berbagai kemalangan
di guratan telapak tangan
beribu anak-anak burung lalu terbang
beribu pohon lalu kehilangan
keributan di pagi hari
perempuan-perempuan tua bersimpuh di ambang pintu
mendongeng tentang sepucuk surat yang ditunggu
sementara di jalanan tukang-tukang pos
bergulingan tertikam berbagai berita buruk
hanya aku yang lolos
hanya aku yang luput
tertidur di belantara penyair
dan dalam matamu
kumimpikan anak-anak berlarian
memanggul tawa
bagai menghela sehelai daun pandan
kumimpikan anak-anak berlarian
mencari ketawa
suara mereka
bersambungan di tali layangan
antara doa dan lidah angin
ke atas
ke atas, sayangku! – zaman membisik-bisik
membentuk berbagai kemalangan
di guratan telapak tangan
beribu anak-anak burung lalu terbang
beribu pohon lalu kehilangan
keributan di pagi hari
perempuan-perempuan tua bersimpuh di ambang pintu
mendongeng tentang sepucuk surat yang ditunggu
sementara di jalanan tukang-tukang pos
bergulingan tertikam berbagai berita buruk
hanya aku yang lolos
hanya aku yang luput
tertidur di belantara penyair
dan dalam matamu
kumimpikan anak-anak berlarian
memanggul tawa
bagai menghela sehelai daun pandan
Puisi: Nanoq da Kansas
0 komentar:
Posting Komentar