Puisi yang baik menawarkan unsur musikal. Dan Nanoq da Kansas beserta Kelompok Penyanyi Sakit Jiwa menerjemahkannya lebih riang, sederhana dan membuatkan album. Hasilnya, Komposisi Seperti Angin
SEJENAK hening, lalu lambat laun terdengar sekejap suara deru angin ditingkahi suara gemeresek. Mula-mula pelan lalu mengeras, kemudian petikan gitar menikahi suara gemeresek itu. Gesekan biola pun menyeruak untuk akhirnya membangun irama yang mengiringi lirik lagu yang berasal dari puisi karya Nanoq da Kansas berjudul Seperti Angin:
seperti angin
kuingin bernyanyi ke setiap hati yang terluka
seperti angin
kuingin menyapa ke setiap luka yang kan datang
seperti teratai ku ingin tengadah
berdiri di atas lumpur
menjadi warna dunia
semesta mengajakku berdoa
semesta membawaku ke ibu
seperti angin aku ingin mengisi dunia
Puisi Nanoq da Kansas yang dikutip utuh ini menjadi pilihan untuk judul musikalisasi puisi Komposisi Seperti Angin yang mulai dipasarkan dalam bentuk kaset sejak pertengahan Mei 2007 lalu. Nanoq da Kansas bersama Kelompok Penyanyi Sakit Jiwa yang selama ini tekun melakukan upaya musikalisasi dan disumbangkan ke dalam berbagai acara itu akhirnya mewujudkan impiannya; mengalbumkan aktivitas sajak musik ke dalam album musikalisasi Komposisi Seperti Angin ini.
“Upaya untuk membuat album musikalisasi puisi ini memang cita-cita lama kami. Syukurlah akhirnya itu terwujud sekarang,” ungkap Nanoq da Kansas saat melakukan rekaman. Ia berharap album ini dapat menambah khasanah kegiatan berkesenian, terutama musikalisasi puisi yang belum banyak dibuatkan rekamannya. Belakangan ini memang menggeliat kegiatan musikalisasi di Bali, dan pernah dilombakan oleh sebuah stasiun TV lokal di Bali. Komposisi Seperti Angin ini salah satu kumpulan musikalisasi yang dialbumkan dalam bentuk kaset.
Dengan dibangun dari dukungan alat musik sederhana seperti gitar, biola dan perkusi, Komposisi Seperti Angin menawarkan suatu musik sederhana dengan puisi sebagai kekuatan lirik. Karena musikalisasi berasal dari puisi yang dimusikkan, maka kekuatan puisi sebagai lirik jelas menjadi dominasi. Sekurangnya, ia sangat dipentingkan.
“Pemilihan puisi sangat menjadi pertimbangan dalam pembuatan Komposisi Seperti Angin ini,” ujar Nanoq da Kansas. Aspek irama, penghayatan dan pemahaman puisi yang tidak terlalu jelimet adalah faktor rujukan untuk musikalisasi ini.
Ada sejumlah puisi yang dimusikalisasi dalam bentuk album Komposisi Seperti Angin ini. Selain karya Nanoq da Kansas, juga karya puisi Issayudhi AR (Meditasi), Nyoman Tusthy Edi (Dialog Menjelang Malam), Sapardi Djoko Damono (Aku Ingin), Agung Putra Khan (Kota Maksiat). Puisi-puisi tersebut secara diktif dan pemahaman memang relatif mudah dimaknai, dinikmati, dihayati dan dilagukan. Sekadar contoh adalah penyair senior seperti karya Sapardi Djoko Damono:
AKU INGIN
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada
Atau lihat pula pilihan puisi karya Nyoman Tusthy Edy yang dibangun dari diksi sederhana:
DIALOG MENJELANG MALAM
kau tahu kemarau panjang
akan segera tiba
tiap malam kudengar jerit
angin dari jendela ini
seperti suara di dermaga jantungku
gemuruh bertalu rindu
…………………
SEBUAH puisi yang baik telah mengandung unsur musikal. Sementara proses pemusikannya hanyalah lebih menegaskan bangunan irama tersebut. Atau, sebuah puisi sesungguhnyalah juga menawarkan tafsir musikalnya. “Bagi saya, musikalisasi itu adalah upaya sinergi. Ia menjadi bangunan baru dalam irama, lirik, musik, kecuali memang ada yang kita pentingkan, misalnya mendominankan puisinya,” komentar Tan Lioe Ie. Penyair yang kerap memusikalisasi puisi Umbu Landu Paranggi ini juga mengingatkan, penggunaan alat musik juga bisa menenggelamkan puisi.
Musikalisasi puisi, menurut Tan Lioe Ie, adalah salah satu ekspresi untuk mengapresiasi puisi dan sah saja misalnya kemudian ia dibangunan sinergi baru dalam upaya pengekspresian itu. “Hanya yang menjadi pertimbangan adalah, jenis musik dan spirit puisi yang tepat untuk membuat musikalisasi itu menjadi bagus,” komentarnya.
MUSIKALISASI Komposisi Seperti Angin memang terdengar menyinergikan unsur musik dan puisi. Lebih dari itu, ia akan menjadi sepenuhnya komunikasi musikal antara musikalisasi puisi itu dengan pendengarnya. Dan inilah yang dipersembahkan Nanoq da Kansas dan Kelompok Penyanyi Sakit Jiwa.
seperti angin
kuingin bernyanyi ke setiap hati yang terluka
seperti angin
kuingin menyapa ke setiap luka yang kan datang
seperti teratai ku ingin tengadah
berdiri di atas lumpur
menjadi warna dunia
semesta mengajakku berdoa
semesta membawaku ke ibu
seperti angin aku ingin mengisi dunia
Puisi Nanoq da Kansas yang dikutip utuh ini menjadi pilihan untuk judul musikalisasi puisi Komposisi Seperti Angin yang mulai dipasarkan dalam bentuk kaset sejak pertengahan Mei 2007 lalu. Nanoq da Kansas bersama Kelompok Penyanyi Sakit Jiwa yang selama ini tekun melakukan upaya musikalisasi dan disumbangkan ke dalam berbagai acara itu akhirnya mewujudkan impiannya; mengalbumkan aktivitas sajak musik ke dalam album musikalisasi Komposisi Seperti Angin ini.
“Upaya untuk membuat album musikalisasi puisi ini memang cita-cita lama kami. Syukurlah akhirnya itu terwujud sekarang,” ungkap Nanoq da Kansas saat melakukan rekaman. Ia berharap album ini dapat menambah khasanah kegiatan berkesenian, terutama musikalisasi puisi yang belum banyak dibuatkan rekamannya. Belakangan ini memang menggeliat kegiatan musikalisasi di Bali, dan pernah dilombakan oleh sebuah stasiun TV lokal di Bali. Komposisi Seperti Angin ini salah satu kumpulan musikalisasi yang dialbumkan dalam bentuk kaset.
Dengan dibangun dari dukungan alat musik sederhana seperti gitar, biola dan perkusi, Komposisi Seperti Angin menawarkan suatu musik sederhana dengan puisi sebagai kekuatan lirik. Karena musikalisasi berasal dari puisi yang dimusikkan, maka kekuatan puisi sebagai lirik jelas menjadi dominasi. Sekurangnya, ia sangat dipentingkan.
“Pemilihan puisi sangat menjadi pertimbangan dalam pembuatan Komposisi Seperti Angin ini,” ujar Nanoq da Kansas. Aspek irama, penghayatan dan pemahaman puisi yang tidak terlalu jelimet adalah faktor rujukan untuk musikalisasi ini.
Ada sejumlah puisi yang dimusikalisasi dalam bentuk album Komposisi Seperti Angin ini. Selain karya Nanoq da Kansas, juga karya puisi Issayudhi AR (Meditasi), Nyoman Tusthy Edi (Dialog Menjelang Malam), Sapardi Djoko Damono (Aku Ingin), Agung Putra Khan (Kota Maksiat). Puisi-puisi tersebut secara diktif dan pemahaman memang relatif mudah dimaknai, dinikmati, dihayati dan dilagukan. Sekadar contoh adalah penyair senior seperti karya Sapardi Djoko Damono:
AKU INGIN
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada
Atau lihat pula pilihan puisi karya Nyoman Tusthy Edy yang dibangun dari diksi sederhana:
DIALOG MENJELANG MALAM
kau tahu kemarau panjang
akan segera tiba
tiap malam kudengar jerit
angin dari jendela ini
seperti suara di dermaga jantungku
gemuruh bertalu rindu
…………………
SEBUAH puisi yang baik telah mengandung unsur musikal. Sementara proses pemusikannya hanyalah lebih menegaskan bangunan irama tersebut. Atau, sebuah puisi sesungguhnyalah juga menawarkan tafsir musikalnya. “Bagi saya, musikalisasi itu adalah upaya sinergi. Ia menjadi bangunan baru dalam irama, lirik, musik, kecuali memang ada yang kita pentingkan, misalnya mendominankan puisinya,” komentar Tan Lioe Ie. Penyair yang kerap memusikalisasi puisi Umbu Landu Paranggi ini juga mengingatkan, penggunaan alat musik juga bisa menenggelamkan puisi.
Musikalisasi puisi, menurut Tan Lioe Ie, adalah salah satu ekspresi untuk mengapresiasi puisi dan sah saja misalnya kemudian ia dibangunan sinergi baru dalam upaya pengekspresian itu. “Hanya yang menjadi pertimbangan adalah, jenis musik dan spirit puisi yang tepat untuk membuat musikalisasi itu menjadi bagus,” komentarnya.
MUSIKALISASI Komposisi Seperti Angin memang terdengar menyinergikan unsur musik dan puisi. Lebih dari itu, ia akan menjadi sepenuhnya komunikasi musikal antara musikalisasi puisi itu dengan pendengarnya. Dan inilah yang dipersembahkan Nanoq da Kansas dan Kelompok Penyanyi Sakit Jiwa.
Artikel ini pernah dimuat di Majalah Seni Suardi
2 komentar:
musikalisasinya keren...kapan tampil lagi di Undiksha? gak sabar nunggu nih... ^_^
post nya koq gak di update lagi?
Posting Komentar