Berakar puisi, musikalisasi puisi tak seharusnya dijadikan pembanding bagi karya itu sendiri. Dua-duanya —dibaca maupun dilagukan dengan gubahan, sama-sama sulit. Tidak sama dengan membuat lirik dalam musik konvensional, tidak sesederhana menyesuaikan lirik dengan notasi yang sudah ada, imajinasi musik hanya akan lahir jika dapat memahami puisi.

Hujan di Hutan Sepi

hujan turun di hutan yang sepi
hujan turun di tanah retakku
ku daki jalanan kecil menuju bukit

bukit-bukit batu seteguh itukah hatiku?
kau lihat luka-lukanya
ditumbuhi pohon pinus

selembut embunkah hatimu
wangi rambutmu menebar luka
sehitam luruh dedaunan
yang melintas kembaraku

sajak ini diadaptasi dari sajak eka budianta —judulnya lupa

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Musikalisasinya gak ad y?
keren kayakna loq ad musikalisasinya

Penyanyi Sakit Jiwa © 2008. This blog is wearing Sederhana, a free XML Blogger Template adopted from Oh My Grid - WP theme by Thomas Arie
Converted to Blogger by Gre [Template-Godown]